من كظم غيظ وهو يقد ر عل ا نفا ذه ملا الله قلبه ا منا و ايما نا
"Siapa yang dapat menahan
marahnya, padahal ia kuasa untuk melampiaskan marahnya itu, maka Allah
akan memenuhi hatinya dengan iman dan rasa aman ketenangan."
Ibn Asakir meriwayatkan : Nabi s.a.w. bersabda :
و جبت محبة ِالله عل من اغضب فحلم
Pasti mendapat kasih sayang Allah, orang yang mengalami sesuatu yang memarahkannya, tetapi ia tetap sabar (tidak marah).
Ibn Assunni meriwayatkan : "Tiada
sesuatu yang dihubungkan dengan yang lain, yang lebih utama dari pada
hubungan kesabaran kepada ilmu. (Yaitu ilmu itu bila disertai kesabaran,
maka itulah seutama-utamanya)."
Ibn Syahin berkata : Allah tidak pernah memulyakan seseorang karena
kebodohannya, Juga Allah tidak pernah menghina seseorang karena
kesabarannya, demikian pula tidak akan berkurang harta karena
disedekahkan.
Attirmidzi meriwayatkan : Nabi s.a.w. bersabda : الا اخبر كم بمن يحر م
عليه ا لنا ر . قلنا بلا يا ر سو ل الله قال: تحرم عل كل قريب هين لين سحل
Sukakah saya beritakan padamu, orang yang diharamkan masuk neraka ? Jawab sahabat : Baiklah ya Rasulullah.
Bersabda Nabi s.a.w. : "Neraka itu haram atas tiap orang yang lunak, ramah, lapang dada dan mudah baik hubungannya."
Alkhathib meriwayatkan : Orang yang sabar itu mulya di dunia, dan juga
mulya di akherat. Bahkan orang yang sabar itu hampir-hampir menjadi
nabi.
Anas r.a. berkata : Ketika saya sedang berjalan bersama Nabi s.a.w.
yang ketika itu memakai serban buatan Najran yang agak tebal pinggiran
serban itu, tiba-tiba datang seorang Badwi yang menarik- serban Nabi
s.a.w. itu dari belakang hingga berbekas pinggiran serban itu dileher
Nabi s.a.w. karena sangat keras tarikan Badwi itu, lalu ia berkata :
Ya Muhammad berikan padaku dari harta Allah yang ada ditanganmu. Maka
Nabi s.a.w. menoleh pada Badwi itu dan tersenyum, kemudian menyuruh
sahabat yang menjaga baitul mal supaya memberi pada Badwi apa yang
diminta.
Alyaafi'i menceritakan, ketika Guru Abu Usman Aljizi berjalan dijalanan
pada waktu tengah hari, tiba-tiba ada orang menuangkan abu dari atas
rumah tingkatnya, dan tepat diatas kepala guru Abu Usman, maka
kawan-kawan Abu Usman marah, dan mengumpat pada orang yang membuang abu
itu, tiba-tiba Abu Usman berkata kepada kawan-kawannya itu : "Jangan
kamu mengumpat sedemikian, sebenarnya seorang yang layak dituangi api,
lalu mendapat keringanan hanya dituangi abu, maka tidak boleh marah.
Bahkan harus syukur atas keringanan itu.
Ada seorang sholeh mempunyai seekor kambing, tiba-tiba pada suatu
hari, ia melilnat kambingnya berkaki tiga, lalu ia bertanya Siapakah
berbuat sedemikian terhadap kambingnya itu ? Jawab budak yang
menggembala kambing itu : Saya.
Lalu ditanya : Mengapakah anda berbuat itu ? Jawabnya : Untuk merisaukan hatimu.
Dijawab oleh orang sholeh itu : Aku akan menjengkelkan syaithan yang
menyuruhmu berbuat sedemikian, lalu ia berkata pada hambanya itu :
Pergilah anda telah aku merdekakan.
Al Ahnaf bin Gays ketika ditanya : Dari siapakah anda belajar budi luhur itu ? Jawabnya : Dari Qays bin Aashim Almundziri.
Ditanya ; Bagaimana budi luhurnya ? Jawabnya : Pada suatu hari ketika
ia duduk ditengah rumahnya,tiba-tiba datang budaknya membawa panggangan
daging, tiba-tiba panggangan itu jatuh diatas anaknya, dan mati seketika
anak kecil itu, maka tercenganglah ketakutan budak itu, lalu dikatakan
oleh Qays : Tidak usah takut, anda kini aku merdekakan karena Allah.
Kami mohon kepada Allah yang maha murah semoga membersihkan hati kami
dari dosa-dosa yang samar, dan memberi pada kami akhlak dan budi yang
baik. Aamiin.
Dikutip dari Kitab Irsyadul 'Ibad Ilasabilirrasyad