Senin, 2 September 2013
1قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَأْتِي الشَّيْطَانُ
أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ كَذَا؟ مَنْ خَلَقَ كَذَا ؟ حَتَّى يَقُولَ لَهُ : مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ ؟ فَإِذَا بَلَغَ ذَلِكَ فَلْيَسْتَعِذْ
بِاللَّهِ ولْيَنْتَهِ (صحيح البخاري)
"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Syaitan akan datang
kepada salah seorang kalian dan bertanya : "siapakah yang menciptakan ini,
siapakah yang menciptakan ini dan ini?", hingga ia berkata :
"Siapakah yang menciptakan Tuhanmu?", dan jika sampai pada hal
tersebut (keraguan) maka berlindunglah kepada Allah dan berhentilah (dari
memikirkannya)".
Assalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا
لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ
اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا
إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا
صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي
جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ
نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ
وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan
puji kehadirat Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Luhur, Yang telah mengundang
kita untuk hadir ke majelis ini dengan mengetuk pintu jiwa, sehingga di majelis
ini terangkatlah derajat orang-orang yang mau mengangkat dirinya untuk semakin
dekat kepada Allah subhanahu wata'ala, dan termuliakanlah mereka yang mau
memuliakan dirinya dengan tuntunan kemuliaan, dan tersucikan dari dosa-dosa
mereka yang diampuni oleh Allah dengan kehadiran mereka di majelis-mejelis
ta'lim dan majelis dzikir dan shalawat kepada nabi Muhamad shallallahu 'alaihi
wasallam di dalam rahasia cahaya at ta'allum dan at ta'lim (pembelajaran dan
pengajaran), di dalam rahasia keluhuran tuntunan Ilahi Yang Maha Tunggal dan
Abadi, Yang berfirman di dalam Al qur'an demi mengenalkan kepada manusia akan
sifat hamba-hambaNya yang peduli terhadap sesama, yang berlemah lembut kepada
siapa pun baik mereka yang beriman atau yang tidak beriman, kesemuanya berada
di dalam lingkup doa-doa mereka, sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala :
وَعِبَادُ
الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ
قَالُوا سَلَامًا وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا ، وَالَّذِينَ
يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا
( الفرقان : 63 )
"Dan
hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (adalah) orang-orang yang berjalan di
atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka,
mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melewati malam hari
dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Dan orang-orang yang berkata
(berdoa): "Ya Tuhan kami, jauhkanlah siksa nerka ( Jahannam ) dari kami,
sesungguhnya siksa neraka itu adalah kebinasaan yang kekal". ( QS. Al
Furqan : 63 )
Hamba-hamba
yang dibanggakan oleh Allah subhanahu wata'ala adalah mereka yang berjalan di
muka bumi dengan rendah hati (tawadhu'), dan jika mereka berjumpa dengan
orang-orang yang tidak berilmu atau belum beriman atau belum mau bertobat yang
mencaci atau menghina mereka maka mereka membalasnya dengan perkataan yang
lemah lembut dan penuh kesejahteraan, serta berlemah lembut terhadap semua
makhluk Allah subhanahu wata'ala, sebagaimana tuntunan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam kepada ummatnya untuk tidak menyiksa atau menyakiti makhluk
(ciptaan) Allah subhanahu wata'ala. Dengan demikian semua makhluk ciptaan Allah
subhanahu wata'ala telah telah dilarang oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam untuk disiksa atau diganggu dan disakiti.
Dan
hamba-hamba yang dipuji oleh Allah subhanahu wata'ala adalah mereka yang
melewati malam-malam harinya dengan ibadah kepada Allah subhanahu wata'ala
(qiyamullail), dan mereka yang berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala : "Ya
Allah hindarkanlah kami (dengan kata pengganti majemuk) dari siksa neraka
(Jahannam) karena sesungguhnya siksa neraka adalah kepedihan yang kekal".
Mereka
adalah hamba-hamba pemilik jiwa yang menampung rahasia kemuliaan, yang
menampung para pendosa di dalam doa mereka untuk terangkat jiwa mereka pada
keluhuran, bukan dengan mencaci maki mereka karena telah berbuat maksiat atau
mengganggu satu sama lain, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah
bersabda :
سِبَابُ
الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
"
Mencaci maki orang muslim adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekufuran
".
Syarh kitab
Ar Risaalah Al Jaami'ah
Dalam
pembahasan majelis yang lalu kita telah sampai pada ucapan pengarang :
وَأَصْلُ
اْلإِيْمَانِ أَنْ تَعْتَقِدَ أَنَّ اللهَ تَعَالَى مَوْجُوْدٌ وَأَنَّهُ تَعَالَى
وَاحِدٌ
" Asal
(dasar) Iman yaitu engkau meyakini bahwa Allah subhanahu wata'ala Maha Ada dan
meyakini bahwa Dia (Allah) Maha Tunggal"
Allah
subhanahu wata'ala Maha Tunggal. Kita memahami bahwa semakin besar suatu
kerajaan maka semakin hebat pula rajanya, semakin sempurna pengaturan sang raja
terhadap kerajaan tersebut maka akan semakin sempurna dan semakin kuat
kerajaannya. Namun demikian, semua raja tidak mampu berbuat tanpa bantuan para
laskarnya, kecuali Sang Maha Raja langit dan bumi Allah subhanahu wata'ala Yang
Maha Tunggal dimana kerajaanNya yang multi sempurna namun Dia (Allah) tidak
membutuhkan kepada hamba-hambaNya. Allah subhanahu wata'ala yang telah menciptakan
seluruh makhluk yang ada di langit dan bumi yang kesemuanya bertasbih dan
berdzikir kepadaNya siang dan malam tanpa henti-henti, mensucikan nama Allah
subhanahu wata'ala, dan hal itu telah disampaikan oleh Allah kepada kita agar
sanubari kita juga terangkat kepada keluhuran untuk mensucikan Allah subhanahu
wata'ala dan mengagungkan namaNya, sehingga diri kita disucikan dan diagungkan
oleh Allah subhanahu wata'ala. Dimana balasan bagi hamba yang mensucikan Allah
adalah kesucian dari Allah subhanahu wata'ala untuknya, kesucian dari perbuatan
dosa, kesucian dan dijauhkan dari setiap musibah, dijauhkan dari permasalahan,
kesucian dari penyakit hati dan lainnya. Semakin jiwa seseorang mensucikan
Allah subhanahu wata'ala maka akan semakin sucilah jiwa dan kehidupannya di
dunia dan akhirat. Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi,
Maha Mampu memberikan keabadian kenikmatan kepada makhluk-makhluk yang
dikehendakinya. Allah subhanahu wata'ala Maha Ada, pertama tanpa ada awalnya
dan terakhir tanpa ada akhirnya, maksudnya yaitu bahwa Allah subhanahu wata'ala
Maha Ada sebelum segalanya ada, namun tanpa keterikatan dengan pertanyaan
"Kapan adanya?". Sebagaimana sabda nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam dalam hadits yang telah kita baca bersama. Dan Al Imam Ghazali
menjelaskan agar manusia berhati-hati dengan bisikan syaitan dalam ibadah dan
keluhuran, karena ketika syaitan melihat seorang hamba sangat giat dalam
beribadah dan dengan sebaik-baik ibadah, sehingga ia tidak dapat tergoda untuk
berbuat maksiat, maka ia akan digoda syaitan dengan kebaikan, syaitan
membawanya pada bisikan-bisikannya seperti : "Siapakah yang menciptakan
ini dan ini?, jawabannya adalah Tuhanku "Allah", kemudian dibawa pada
bisikan yang lain : " Siapakah yang menciptakan ini dan itu?", dan
kesemua jawabannya adalah "Allah", hingga syaitan membawanya pada
pertanyaan "Siapakah yang menciptakan tuhanmu?". Makhluk yang paling
memahami tauhid dan ma'rifah billah, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam memberikan penyelesaian dalam hal ini, jika seseorang telah sampai
pada hal demikian atau mulai timbul keraguan dalam dirinya, maka segeralah
berlindung kepada Allah subhanahu wata'ala dan berhentilah dari memikirkannya.
Kemudian
disebutkan dalam kitab Ar Risalah Al Jami'ah :
لَا شَرِيْكَ
لَهُ وَلَا مِثْلَ لَهُ وَلَا شِبْهَ لَهُ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيْعُ
اْلبَصِيْرُ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ
" Tidak
ada sekutu baginya (Allah), tidak ada yang menyamainya, tidak ada yang
menyerupainya, tidak ada sesuatupun yang menyerupainya dan Dia Maha Mendengar
lagi Maha Melihat, Dia Yang menciptakan langit dan bumi"
Allah
subhanahu wata'ala Maha Mendengar dan Maha Melihat, Dialah yang menciptakan
langit dan bumi dari tiada, dan semua yang ada di langit dan bumi adalah
ciptaan Allah subhanahu wata'ala. Manusia juga dapat menciptakan namun manusia
hanya menciptakan dari hal yang ada yang merangkainya dalam bentuk yang
berbeda, dan tidak mampu menciptakan dari ketiadaan menjadi ada, namun Allah
subhanahu wata'ala mencipta dari ketiadaan menjadi ada, hanya dengan kalimat
"Kun" maka terciptalah apa yang ingin diciptakan Allah. Kemudian
disebutkan dalam kitab Ar Risalah Al Jaami'ah "
وَخَلَقَ
الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ وَالطَّاعَةَ وَالْمَعْصِيَّةَ وَالصِّحَّةَ وَالسَّقَمَ
وَجَمِيْعَ اْلكَوْنِ وَمَا فِيْهِ
" Dan
Allah menciptakan kematian dan kehidupan, menciptakan ketaatan dan kemaksiatan
dan menciptakan kesehatan dan penyakit dan menciptakan segala alam beserta apa
yang ada didalamnya"
Allah
subhanahu wata'ala menciptakan langit dan bumi, menciptakan kematian dan
kehidupan. Mengapa terlebih dahulu yang disebut adalah kematian, padahal semua
makhluk terlebih dulu hidup dan kemudian mati?!, karena asal muasal makhluk
hidup adalah kematian yaitu ketiadaan yang kemudian muncullah kehidupan, baik
kehidupan di alam rahim, kehidupan di alam dunia, kehidupan di alam barzakh dan
kehidupan di hari kiamat yang kekal dan tiada akan pernah berakhir. Namun
apakah hal ini berarti manusia (ahli surga) sama dengan Allah karena manusia
juga akan abadi di alam akhirat (surga)?, tentunya tidak demikian, karena
keabadian makhluk terikat dengan kehendak Allah subhanahu wata'ala, makhluk
tidak akan memiliki keabadian kecuali telah diberi oleh Allah subhanahu
wata'ala. Maka tentunya tidak sama antara Sang Pemilik dan yang diberi, Allah
memberikan keabadian kepada makhlukNya namun keabadian itu tetap milik Allah
subhanahu wata'ala. Keabadian itu diberikan oleh Allah kepada makhlukNya di
akhirat baik keabadian dalam kehinaan atau keabadian dalam kemuliaan, dan
semoga kita selalu dalam kemuliaan di dunia dan akhirat amin allahumma amin.
Dan Allah subhanahu wata'ala yang menciptakan ketaaan dan kemaksiatan
(perbuatan baik dan buruk). Dalam permasalahan ini terdapat 2 kelompok yaitu
kelompok Jabariyah dan kelompok Qadariyah, sedangkan kita adalah kelompok yang
berada di tengah-tengah. Sebagaimana dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar As
Asqalani di dalam Fath Al Bari bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa kita bukanlah
termasuk dalam kedua kelompok tersebut, yang mana kelompok Jabariyah
berpendapat bahwa manusia dalam segala perbuatan baik baik dan buruknya adalah
kehendak dan pakasaan dari Allah dan manusia tidak memiliki kehendak dan tidak
dapat memilih. Sedangkan kelompok Qadariyah berpendapat bahwa segala perbuatan
manusia baik dan buruknya adalah kehendak manusia sendiri dan mereka yang
menciptakannya, tidak ada hubungannya dengan Allah subhanahu wata'ala. Adapun
kelompok kita ahlusunnah waljama'ah meyakini bahwa segala perbuatan baik dan
buruk adalah semua kehendak Allah, namun manusia diwajibkan berikhtiar
(berusaha) untuk selalu melakukan perbuatan baik. Kita kelompok ahlusunnah
waljama'ah meyakini bahwa Allah lah yang menciptakan segala perbuatan manusia
(baik aatu buruk), namun hal tersebut juga tergantung pada diri manusia ,
sebagaimana Allah subhanahu wata'ala telah memberikan kita jasad, pemikiran dan
hati (ruh) dan kesemua itu kita gunakan untuk taat atau maksiat tentunya
kesemua dengan kehendak Allah subhanahu wata'ala. Sebagai contoh seorang yang berbuat
maksiat seperti meminum khamr maka bukanlah ia yang menciptakannya sendiri,
namun dia hanya mengambil dari buah-buahan yang dijadikan khamr dengan proses
pembuatan khamr, dan Allah lah yang telah menciptakan buah-buahan tersebut dan
Allah yang telah mengizinkan adanya khamr di muka bumi, namun demikian Allah
mengharamkan khamr dan menyuruh hamba-hambaNya untuk tidak meminumnya, dan
dalam hal ini mereka diberi kehendak untuk memilih antara mengikuti perintah
Allah atau meninggalkannya. Akan tetapi Allah subhanahu wata'ala akan menjaga
hamba-hambaNya yang beriman dan mengikuti tuntunan nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam agar tidak terjebak pada minuman keras, sebagaimana dalam
riwayat Shahih Al Bukhari ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada
peristiwa Isra' Mi'raj disaat dihidangkan untuk beliau shallallahu 'alaihi
wasallam dua macam minuman yaitu susu dan arak (yang tidak memabukkan), maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memilih susu, lalu malaikat Jibril As
berkata : "Sungguh engkau telah menyelamatkan ummatmu, jika engkau memilih
arak maka ummatmu akan celaka". Hal ini menunjukkan bahwa salah satu
perbuatan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dapat mempengaruhi dan
menolong ummatnya hingga akhir zaman, karena telah selamat dari minuman keras,
meskipun masih ada manusia yang terjebak ke dalam minuman keras, dan semoga
Allah subhanahu wata'ala melimpahkan hidayah kepada mereka,a amin allahumma
amin. Demikian juga segala perbuatan maksiat lainnya sepeti perjudian perzinahan
dan lainnya, kesemuanya bermula dari apa-apa yang telah diciptakan Allah. Oleh
sebab itu ketaatan dan kemaksiatan berasal dari Allah subhanahu wata'ala, dan
kita diberi kehendak untuk ikhtiar yaitu memilih diantara keduanya, demikianlah
keyakinan kelompok ahlusunnah waljama'ah.
Allah
subhanahu wata'ala berfirman :
وَلَوْ
رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ ( الأنعام : 28 )
"Jika
seandainya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa
yang mereka telah dilarang untuk mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu
adalah para pendusta belaka". ( QS. Al An'aam : 28 )
Merekalah
orang-orang yang akan kekal di neraka, dimana jika mereka dikeluarkan dari
neraka kemudian dikembalikan ke dunia maka mereka akan kembali berbuat
kejahatan dan kemungkaran yang telah dilarang oleh Allah subhanahu wata'ala.
Sebaliknya mereka yang tidak dikekalkan di neraka adalah mereka yang jika dikeluarkan dari
neraka dan dikembalikan ke bumi maka mereka akan taat kepada Allah subhanahu
wata'ala, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Maka harus kita fahami
bahwa manusia tidak dapat berbuat taat atau maksiat kecuali kesemuanya dengan
kehendak Allah subhanahu wata'ala yang dirangkai dari segala ciptaan Allah, dan
Allah subhanahu wata'ala menyiapakan kebaikan untuk manusia yang berbuat baik,
sebaliknya menyiapakan kehinaan atau siksaan bagi mereka yang berbuat maksiat,
maka manusia diberi pilihan untuk memilih diantara keduanya. Dan Allah lah yang
menciptakan kesehatan juga menciptakan penyakit , dan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda :
مَا أَنْزَلَ
اللّهُ مِنْ دَاءٍ إلّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
" Allah
tidak menurunkan penyakit kecuali telah menurunkan baginya obat "
Allah tidak
menciptakan penyakit kecuali juga menciptakan obatnya, maka orang yang diberi
cobaan dengan penyakit maka ia harus berusaha untuk mencari obatnya, karena
Allah telah menciptakan obat dari setiap penyakit. Namun berhati-hatilah dalam
mencari pengobatan, berobatlah kepada yang ahli dalam bidangnya, janganlah
berobat kepada sembarang dokter atau berobat kepada dukun, dan juga janganlah
dengan mudah mempercayai orang yang mengobati, hanya Allah subhanahu wata'ala
yang bisa langsung kita percaya dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
kalau yang lain belum tentu benar apa yang ia ucapkan. Sebagaimana yang saya
alami ketika menjalani pengobatan dengan CT scan, di saat itu saya hanya
memenjamkan mata tanpa merintih kesakitan, lalu ada 3 dokter yang datang kepada
saya, kemudian salah satu dokter bertanya tentang penyakit yang saya alami,
maka saya katakan bahwa dibagian bawah tulang rusuk saya terasa sakit dan
sangat perih, dengan spontan ia menjawab : "Oh, ini usus buntu
operasi!", dokter yang lain berkata : "Kalau menurutku ini adalah
liver, operasi!", kemudian dokter yang terakhir juga mengatakan hal yang
berbeda, wah ketiga dokter kok beda-beda dalam menentukan penyakit yang saya
derita, kesemuanya hanya memberi instruksi agar saya menjalani operasi. Dan ketika
bapak professor datang beliau hanya mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena
kebanyakan asam lambung, yang di zaman sekarang dikenal dengan masuk angin
dimana cukup dengan dikerokin akan hilang penyakitnya, maka berhati-hati dalam
berobat atau memilih dokter yang akan mengobati penyakit kita.
Demikian
pembahasan kita dalam kitab Ar Risalah Al Jami'ah di malam hari ini, penjelasan
berikutnya kita lanjutkan di majelis yang akan datang insyaallah.
Selanjutnya
kita berdoa dan bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala, semoga Allah
melimpahkan kemuliaan dan keluhuran bagi kita semua dan orang tua kita, mereka
yang masih hidup semoga dianugerahi panjang umur dan afiyah, dan yang telah
wafat semoga dilimpahi kemuliaan di alam barzakh, amin allahumma amin.
فَقُوْلُوْا
جَمِيْعًا ...
Ucapkanlah
bersama-sama
يَا
الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ
إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ
اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ
اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ
شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ.
Berikut ada
beberapa pengumuman, yang pertama majelis dzikir akbar kita bersama guru mulia
di Monas insyaallah kita adakan pada tanggal 25 November 2013. Adapun Haul Al
Imam Fakhrul Wujud Abu Bakar bin Salim insyaallah akan diadakan pada hari Ahad,
24 November 2013 di komplek Hankam Cidodol. Kedatangan guru mulia sudah semakin
dekat, dan semoga Allah subhanahu wata'ala memberikan kesuksesan dalam setiap
acara kita dan membawakan manfaat bagi kita zhahir dan bathin dan juga bagi
wilayah kita, bangsa kita dan seluruh muslimin di barat dan timur, menjadi
rahmat dan mempersatukan ummat sehingga jauh dari perpecahan dan permusuhan
antara muslimin dan antara ummat beragama, amin allahumma amin. Selanjutnya
kita bershalawat dan bersalam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian
doa penutup oleh Al Habib Hud bin Baqir Al 'Atthas, yatafaddhal masykura