Senin, 02 September 2013

SEMANGAT MUDA



Berbangga menjadi kaum muda memiliki banyak alasan. Diantaranya memiliki jasmani yang kuat, memiliki banyak kesempatan untuk : berkarya, menggali potensi dan mengejar mimpi. 
Tentunya jika dan hanya jika mereka mengetahui dan memiliki semangat “muda” nya. Tidak sedikit bukan kaum muda yang melejitkan prestasi yang mencengangkan para senior. 
Tapi seperti mana besarnya peluang kesuksesan yang bisa dicetakkan oleh mereka, peluang negatif yang membuatkan kekhawatiran global pun tidak sedikit. Membuat haru, membuat kecewa, membuat ironis. Melihat realita yang dilakukan kaum muda di sana-sini, yang kian hari bertumbuh adalah ketakutan, kekhawatiran dan kecurigaan. Keterbukaan dan ukhuwah antar sesama seperti terisolasi. Tak lagi pandai bernegosiasi melainkan berpaut pada emosionalisme. Fenomena ngeri. Khalifah negeri seperti kehilangan kesatrianya. Pendidikan yang dikenyam, seperti hanyalah balutan untuk seragam yang menutupi aib jahiliyah. Demi kesejahteraan yang diidamkan secara nafsi-nafsi, akhirnya harus rela mendistorsi nilai kebersamaan yang telah kokoh dibangun para pengabdi terdahulu. 
Ada apa semangat muda? 
Seperti halnya tumbuhan berpucuk di pagi hari. Pucuk yang selalu muda, memperbaharui dan menuaikan semerbak kesegaran aroma pagi. Begitulah idealnya semangat yang ingin selalu dimiliki, terus bermuda. Dan apa yang salah ketika tumbuhan tak lagi berpucuk? Barangkali substansi yang diterimanya tak lagi memberikan nutrisi untuk kehidupannya. Bukankah sebuah bejana tidak dapat mengeluarkan isi yang berbeda dengan apa yang dikandungnya? Dan yang berproses di daamnya adalah apa yang telah diisikan ke dalamnya? Karenanya mengapa semangat kadang tak lagi “muda” ? Adalah karena apa yang menjadi nutrisi untuk semangat itu. Jika hal-hal yang berbau non-nutrisi yang dimasukkan dan dicerna, tentu hasilnya bukan pertumbuhan yang baik bukan? Suatu bangsa adalah tergantung pada pemuda di dalamnya. Pemuda adalah harapan bangsa. Syubbanul yaum rijalul ghod : Pemuda hari ini adalah penerus esok hari ini
Betapa besar makna pemuda untuk ukuran suatu bangsa. Karenanya mengapa pemuda adalah aset yang teramat besar untuk : kemajuan atau keruksakan suatu bangsa. Namun sekalipun ia mampu, untuk apa jika tidak mau? Sekalipun ia kuat untuk apa jika tidak rela berkorban dan bertindak? Sekalipun ia berakal sehat untuk apa jika hanya ingin menjadi penikmat saja? Olehkarena itu, penanaman nasionalisme, patriotisme dan jiwa heroik adalah nutrisi yang wajib dimiliki kaum muda. Dan semua itu tidak akan terlepas dari pendidikan, bimbingan dan teladan yang menjadi bahan orientasi. Masih ada kesempatan merenovasi semangat anak negeri sampai semua menyadari peran pentingnya dalam sumbangsi pembangunan negeri. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Q.S Ar – Rad : 11 yang artinya : “... Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri....”

SEMANGAT MUDA

Posted by ati nurrohmah Jumat, 28 Juni 2013 0 komentar
Berbangga menjadi kaum muda memiliki banyak alasan. Diantaranya memiliki jasmani yang kuat, memiliki banyak kesempatan untuk : berkarya, menggali potensi dan mengejar mimpi. 
Tentunya jika dan hanya jika mereka mengetahui dan memiliki semangat “muda” nya. Tidak sedikit bukan kaum muda yang melejitkan prestasi yang mencengangkan para senior. 
Tapi seperti mana besarnya peluang kesuksesan yang bisa dicetakkan oleh mereka, peluang negatif yang membuatkan kekhawatiran global pun tidak sedikit. Membuat haru, membuat kecewa, membuat ironis. Melihat realita yang dilakukan kaum muda di sana-sini, yang kian hari bertumbuh adalah ketakutan, kekhawatiran dan kecurigaan. Keterbukaan dan ukhuwah antar sesama seperti terisolasi. Tak lagi pandai bernegosiasi melainkan berpaut pada emosionalisme. Fenomena ngeri. Khalifah negeri seperti kehilangan kesatrianya. Pendidikan yang dikenyam, seperti hanyalah balutan untuk seragam yang menutupi aib jahiliyah. Demi kesejahteraan yang diidamkan secara nafsi-nafsi, akhirnya harus rela mendistorsi nilai kebersamaan yang telah kokoh dibangun para pengabdi terdahulu. 
Ada apa semangat muda? 
Seperti halnya tumbuhan berpucuk di pagi hari. Pucuk yang selalu muda, memperbaharui dan menuaikan semerbak kesegaran aroma pagi. Begitulah idealnya semangat yang ingin selalu dimiliki, terus bermuda. Dan apa yang salah ketika tumbuhan tak lagi berpucuk? Barangkali substansi yang diterimanya tak lagi memberikan nutrisi untuk kehidupannya. Bukankah sebuah bejana tidak dapat mengeluarkan isi yang berbeda dengan apa yang dikandungnya? Dan yang berproses di daamnya adalah apa yang telah diisikan ke dalamnya? Karenanya mengapa semangat kadang tak lagi “muda” ? Adalah karena apa yang menjadi nutrisi untuk semangat itu. Jika hal-hal yang berbau non-nutrisi yang dimasukkan dan dicerna, tentu hasilnya bukan pertumbuhan yang baik bukan? Suatu bangsa adalah tergantung pada pemuda di dalamnya. Pemuda adalah harapan bangsa. Syubbanul yaum rijalul ghod : Pemuda hari ini adalah penerus esok hari ini
Betapa besar makna pemuda untuk ukuran suatu bangsa. Karenanya mengapa pemuda adalah aset yang teramat besar untuk : kemajuan atau keruksakan suatu bangsa. Namun sekalipun ia mampu, untuk apa jika tidak mau? Sekalipun ia kuat untuk apa jika tidak rela berkorban dan bertindak? Sekalipun ia berakal sehat untuk apa jika hanya ingin menjadi penikmat saja? Olehkarena itu, penanaman nasionalisme, patriotisme dan jiwa heroik adalah nutrisi yang wajib dimiliki kaum muda. Dan semua itu tidak akan terlepas dari pendidikan, bimbingan dan teladan yang menjadi bahan orientasi. Masih ada kesempatan merenovasi semangat anak negeri sampai semua menyadari peran pentingnya dalam sumbangsi pembangunan negeri. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Q.S Ar – Rad : 11 yang artinya : “... Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri....”
- See more at: http://nurrohmahblogger.blogspot.com/2013/06/semangat-muda.html#sthash.WfDLUyUF.dpuf

SEMANGAT MUDA

Posted by ati nurrohmah Jumat, 28 Juni 2013 0 komentar
Berbangga menjadi kaum muda memiliki banyak alasan. Diantaranya memiliki jasmani yang kuat, memiliki banyak kesempatan untuk : berkarya, menggali potensi dan mengejar mimpi. 
Tentunya jika dan hanya jika mereka mengetahui dan memiliki semangat “muda” nya. Tidak sedikit bukan kaum muda yang melejitkan prestasi yang mencengangkan para senior. 
Tapi seperti mana besarnya peluang kesuksesan yang bisa dicetakkan oleh mereka, peluang negatif yang membuatkan kekhawatiran global pun tidak sedikit. Membuat haru, membuat kecewa, membuat ironis. Melihat realita yang dilakukan kaum muda di sana-sini, yang kian hari bertumbuh adalah ketakutan, kekhawatiran dan kecurigaan. Keterbukaan dan ukhuwah antar sesama seperti terisolasi. Tak lagi pandai bernegosiasi melainkan berpaut pada emosionalisme. Fenomena ngeri. Khalifah negeri seperti kehilangan kesatrianya. Pendidikan yang dikenyam, seperti hanyalah balutan untuk seragam yang menutupi aib jahiliyah. Demi kesejahteraan yang diidamkan secara nafsi-nafsi, akhirnya harus rela mendistorsi nilai kebersamaan yang telah kokoh dibangun para pengabdi terdahulu. 
Ada apa semangat muda? 
Seperti halnya tumbuhan berpucuk di pagi hari. Pucuk yang selalu muda, memperbaharui dan menuaikan semerbak kesegaran aroma pagi. Begitulah idealnya semangat yang ingin selalu dimiliki, terus bermuda. Dan apa yang salah ketika tumbuhan tak lagi berpucuk? Barangkali substansi yang diterimanya tak lagi memberikan nutrisi untuk kehidupannya. Bukankah sebuah bejana tidak dapat mengeluarkan isi yang berbeda dengan apa yang dikandungnya? Dan yang berproses di daamnya adalah apa yang telah diisikan ke dalamnya? Karenanya mengapa semangat kadang tak lagi “muda” ? Adalah karena apa yang menjadi nutrisi untuk semangat itu. Jika hal-hal yang berbau non-nutrisi yang dimasukkan dan dicerna, tentu hasilnya bukan pertumbuhan yang baik bukan? Suatu bangsa adalah tergantung pada pemuda di dalamnya. Pemuda adalah harapan bangsa. Syubbanul yaum rijalul ghod : Pemuda hari ini adalah penerus esok hari ini
Betapa besar makna pemuda untuk ukuran suatu bangsa. Karenanya mengapa pemuda adalah aset yang teramat besar untuk : kemajuan atau keruksakan suatu bangsa. Namun sekalipun ia mampu, untuk apa jika tidak mau? Sekalipun ia kuat untuk apa jika tidak rela berkorban dan bertindak? Sekalipun ia berakal sehat untuk apa jika hanya ingin menjadi penikmat saja? Olehkarena itu, penanaman nasionalisme, patriotisme dan jiwa heroik adalah nutrisi yang wajib dimiliki kaum muda. Dan semua itu tidak akan terlepas dari pendidikan, bimbingan dan teladan yang menjadi bahan orientasi. Masih ada kesempatan merenovasi semangat anak negeri sampai semua menyadari peran pentingnya dalam sumbangsi pembangunan negeri. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Q.S Ar – Rad : 11 yang artinya : “... Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri....”
- See more at: http://nurrohmahblogger.blogspot.com/2013/06/semangat-muda.html#sthash.WfDLUyUF.dpuf
http://2.bp.blogspot.com/-BClbPLAu7BQ/Uc1Ayv1JWiI/AAAAAAAAAX4/b_lM140gMrw/s300/hhhh.jpg
Berbangga menjadi kaum muda memiliki banyak alasan. Diantaranya memiliki jasmani yang kuat, memiliki banyak kesempatan untuk : berkarya, menggali potensi dan mengejar mimpi. 
Tentunya jika dan hanya jika mereka mengetahui dan memiliki semangat “muda” nya. Tidak sedikit bukan kaum muda yang melejitkan prestasi yang mencengangkan para senior. 
Tapi seperti mana besarnya peluang kesuksesan yang bisa dicetakkan oleh mereka, peluang negatif yang membuatkan kekhawatiran global pun tidak sedikit. Membuat haru, membuat kecewa, membuat ironis. Melihat realita yang dilakukan kaum muda di sana-sini, yang kian hari bertumbuh adalah ketakutan, kekhawatiran dan kecurigaan. Keterbukaan dan ukhuwah antar sesama seperti terisolasi. Tak lagi pandai bernegosiasi melainkan berpaut pada emosionalisme. Fenomena ngeri. Khalifah negeri seperti kehilangan kesatrianya. Pendidikan yang dikenyam, seperti hanyalah balutan untuk seragam yang menutupi aib jahiliyah. Demi kesejahteraan yang diidamkan secara nafsi-nafsi, akhirnya harus rela mendistorsi nilai kebersamaan yang telah kokoh dibangun para pengabdi terdahulu. 
Ada apa semangat muda? 
Seperti halnya tumbuhan berpucuk di pagi hari. Pucuk yang selalu muda, memperbaharui dan menuaikan semerbak kesegaran aroma pagi. Begitulah idealnya semangat yang ingin selalu dimiliki, terus bermuda. Dan apa yang salah ketika tumbuhan tak lagi berpucuk? Barangkali substansi yang diterimanya tak lagi memberikan nutrisi untuk kehidupannya. Bukankah sebuah bejana tidak dapat mengeluarkan isi yang berbeda dengan apa yang dikandungnya? Dan yang berproses di daamnya adalah apa yang telah diisikan ke dalamnya? Karenanya mengapa semangat kadang tak lagi “muda” ? Adalah karena apa yang menjadi nutrisi untuk semangat itu. Jika hal-hal yang berbau non-nutrisi yang dimasukkan dan dicerna, tentu hasilnya bukan pertumbuhan yang baik bukan? Suatu bangsa adalah tergantung pada pemuda di dalamnya. Pemuda adalah harapan bangsa. Syubbanul yaum rijalul ghod : Pemuda hari ini adalah penerus esok hari ini
Betapa besar makna pemuda untuk ukuran suatu bangsa. Karenanya mengapa pemuda adalah aset yang teramat besar untuk : kemajuan atau keruksakan suatu bangsa. Namun sekalipun ia mampu, untuk apa jika tidak mau? Sekalipun ia kuat untuk apa jika tidak rela berkorban dan bertindak? Sekalipun ia berakal sehat untuk apa jika hanya ingin menjadi penikmat saja? Olehkarena itu, penanaman nasionalisme, patriotisme dan jiwa heroik adalah nutrisi yang wajib dimiliki kaum muda. Dan semua itu tidak akan terlepas dari pendidikan, bimbingan dan teladan yang menjadi bahan orientasi. Masih ada kesempatan merenovasi semangat anak negeri sampai semua menyadari peran pentingnya dalam sumbangsi pembangunan negeri. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Q.S Ar – Rad : 11 yang artinya : “... Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri....”

SEMANGAT MUDA

Posted by ati nurrohmah Jumat, 28 Juni 2013 0 komentar
Berbangga menjadi kaum muda memiliki banyak alasan. Diantaranya memiliki jasmani yang kuat, memiliki banyak kesempatan untuk : berkarya, menggali potensi dan mengejar mimpi. 
Tentunya jika dan hanya jika mereka mengetahui dan memiliki semangat “muda” nya. Tidak sedikit bukan kaum muda yang melejitkan prestasi yang mencengangkan para senior. 
Tapi seperti mana besarnya peluang kesuksesan yang bisa dicetakkan oleh mereka, peluang negatif yang membuatkan kekhawatiran global pun tidak sedikit. Membuat haru, membuat kecewa, membuat ironis. Melihat realita yang dilakukan kaum muda di sana-sini, yang kian hari bertumbuh adalah ketakutan, kekhawatiran dan kecurigaan. Keterbukaan dan ukhuwah antar sesama seperti terisolasi. Tak lagi pandai bernegosiasi melainkan berpaut pada emosionalisme. Fenomena ngeri. Khalifah negeri seperti kehilangan kesatrianya. Pendidikan yang dikenyam, seperti hanyalah balutan untuk seragam yang menutupi aib jahiliyah. Demi kesejahteraan yang diidamkan secara nafsi-nafsi, akhirnya harus rela mendistorsi nilai kebersamaan yang telah kokoh dibangun para pengabdi terdahulu. 
Ada apa semangat muda? 
Seperti halnya tumbuhan berpucuk di pagi hari. Pucuk yang selalu muda, memperbaharui dan menuaikan semerbak kesegaran aroma pagi. Begitulah idealnya semangat yang ingin selalu dimiliki, terus bermuda. Dan apa yang salah ketika tumbuhan tak lagi berpucuk? Barangkali substansi yang diterimanya tak lagi memberikan nutrisi untuk kehidupannya. Bukankah sebuah bejana tidak dapat mengeluarkan isi yang berbeda dengan apa yang dikandungnya? Dan yang berproses di daamnya adalah apa yang telah diisikan ke dalamnya? Karenanya mengapa semangat kadang tak lagi “muda” ? Adalah karena apa yang menjadi nutrisi untuk semangat itu. Jika hal-hal yang berbau non-nutrisi yang dimasukkan dan dicerna, tentu hasilnya bukan pertumbuhan yang baik bukan? Suatu bangsa adalah tergantung pada pemuda di dalamnya. Pemuda adalah harapan bangsa. Syubbanul yaum rijalul ghod : Pemuda hari ini adalah penerus esok hari ini
Betapa besar makna pemuda untuk ukuran suatu bangsa. Karenanya mengapa pemuda adalah aset yang teramat besar untuk : kemajuan atau keruksakan suatu bangsa. Namun sekalipun ia mampu, untuk apa jika tidak mau? Sekalipun ia kuat untuk apa jika tidak rela berkorban dan bertindak? Sekalipun ia berakal sehat untuk apa jika hanya ingin menjadi penikmat saja? Olehkarena itu, penanaman nasionalisme, patriotisme dan jiwa heroik adalah nutrisi yang wajib dimiliki kaum muda. Dan semua itu tidak akan terlepas dari pendidikan, bimbingan dan teladan yang menjadi bahan orientasi. Masih ada kesempatan merenovasi semangat anak negeri sampai semua menyadari peran pentingnya dalam sumbangsi pembangunan negeri. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Q.S Ar – Rad : 11 yang artinya : “... Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri....”
- See more at: http://nurrohmahblogger.blogspot.com/2013/06/semangat-muda.html#sthash.WfDLUyUF.dpuf