Rabu, 03 Juli 2013

Siksa kubur

A'isyah r.a. berkata: "Saya dahulunya tidak mengetahui
adanya siksa kubur sehingga datang kepadaku seorang
wanita yahudi, minta-minta dan sesudah saya beri ia
berkata: "Semoga Allah melindungi kamu dari siksa kubur.
Maka saya kira keterangannya itu termasuk tipuan kaum
Yahudi, lalu saya ceritakan kepada Nabi Muhammad s.a.w
maka Nabi Muhammad s.a.w memberitahu kepadaku
bahawa siksa kubur itu hak benar, maka seharusnya
seorang muslim berlindung kepada Allah s.w.t. dari siksa
kubur, dan bersiap sedia untuk menghadapi kubur dengan
amal yang soleh, sebab selama ia masih hidup maka Allah
s.w.t. telah memudahkan baginya segala amal soleh.
Sebaliknya bila ia telah masuk kedalam kubur, maka ia
akan ingin kalau dapat diizinkan, sehingga ia sangat
menyesal semata-mata, kerana itu seorang yang berakal
harus berfikir dalam hal orang-orang yang telah mati,
kerana orang-orang yang telah mati itu, mereka sangat
ingin kalau dapat akan sembahyang dua rakaat, berzikir
dengan tasbih, tahmid dan tahlil, sebagaimana ketika
didunia, tetapi tidak diizinkan, lalu mereka hairan pada
orang-orang yang masih hidup menghambur-hamburkan
waktu dalam permainan dan kelalaian semata-mata.
Saudaraku jagalah dan siap-siapkan harimu, sebab ia
sebagai pokok kekayaanmu, maka mudah bagimu
mendapatkan atau mencari untung laba, sebab kini
dagangan akhirat agak sepi dan tidak laku, kerana itu rajin-
rajinlah kau mengumpulkan sebanyak mungkin
daripadanya, sebab akan tiba masa dagangan itu sangat
berharga sebab pada saat itu ia berharga, maka kau tidak
akan dapat mencari atau mencapainya.

Cerita hikmah dari habib Munzir al musawa

Al Habib Munzir bin Fuad Al musawa beliau bercerita :
Saya pernah didatangi para pemuda yg mengeluhkan seorang Kyai yg sangat bengis, tajam bicaranya, keras kepala dan dibenci oleh masyarakat sekitar, ia selalu mencaci siapa saja diatas mimbar, dan rupanya saya adalah dari orang yg paling ia benci.. ia selalu memaki maki saya dimanapun ia mengajar, saya sempat kesal dan bertanya tanya :

"apa salah saya padanya?", ternyata karena banyak dari pemuda di wilayahnya tak mau belajar padanya dan mereka hadir di majelis majelis saya yg cukup jauh dari wilayah itu.. suatu hari saya bertemu dengannya disatu masjid besar, kebetulan ia khutbah jumat, sedangkan masyarakat masjid itu adalah sebagian besar murid murid saya, sampai Ketua Masjid sudah pucat melihat saya datang tuk shalat jumat, maka ketua masjid menawarkan saya khutbah jumat dan menggagalkan kyai itu, tentunya saya menolak, saya biarkan saja ia naik berkhutbah, ia tak tahu bahwa saya ada di shof hadirin, ketika selesai shalat jumat ia masih duduk berdoa, maka saya mendekati dia, saya mencium tangannya, lalu saya bersimpuh dan mencium pahanya, bagai anak yg sangat memuliakan dan mencintai ayahnya yg sudah lanjut usia, ia kaget, ia tak tahu bahwa inilah orang yg ia selalu caci maki, saya pergi.. ia pun bertanya tanya siapa itu pemuda tadi yg pakai sorban dan ia mencium kaki saya?, orang orang berkata : dia itu orang yg selalu pak kyai caci maki.., dia itu Ustaz Munzir..!, maka ia berubah total.. kini dimanapun ia naik mimbar pasti ia memuji saya, diantara kata katanya : "siapa berani menentang habib munzir maka hadapi saya!" begitu saudariku, tiap kali ia jumpa saya pasti ia memeluk saya dan menangis...